Jumat, 27 Februari 2015

Pencegahan Infeksi Sehubungan Dengan Penggunaan Alat Intravaskular

PENCEGAHAN INFEKSI SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT INTRAVASKULAR
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Disusun Oleh :
Evi Septiani (04121003005)
Mitra Yuni Ratnasari (04121003029)
Malsiana (04121003039)
Fitrian Irya Nata (04121003043)
Sri Rizki (04121003047)
Dosen Pembimbing : Ns. Nurna Ningsih, S.Kp, M.Kes

Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Tahun Ajaran 2013-2014

KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENCEGAHAN INFEKSI SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT INTRAVASKULAR”.
            Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang PENCEGAHAN INFEKSI SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT INTRAVASKULAR” agar dapat dipergunakan dalam praktek proses keperawatan, serta diajukan demi memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi Semester Genap.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang,   Februari 2014 


                                                                                                                                                                                                                                           Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Penggunaan alat intravaskular, baik melalui vena maupun arteri, untuk memasukkan cairan steril, obat, atau makanan, dan juga memantau tekanan darah sentral dan fungsi hemodinamik lainnya telah meningkat tajam pada dekade terakhir. Diperkirakan, sekitar 50% pasien yang dirawat di rumah sakit dapat mendapatkan terapi intravena, menjadikan populasi besar yang berisiko infeksi baik lokal ataupun sistemuk melalui aliran darah.
            Karena kateter yang dimasukkan melalui aliran darah vena atau arteri melewati mekanisme pertahanan kulit yang normal, alat ini dapat membuka jalan masuknya mikroorganisme dalam aliran darah, dari:
·         Saat mulai pemasangan alat,
·         Kontaminasi sebagai akibat pemasangan alat (misalnya waktu menghubungkan alat penghubung pada alat monitor darah atau cairan yang diberikan), atau
·         Patogen kulit sekitar tempat pemasangan
Risiko infeksi yang berhubungan dengan penggunaan alat intravaskular tersebut dikurangi dengan mengikuti mekanisme praktik pencegahan infeksi pada pemasangan (misalnya gunakan teknik asepsis) dan pengelolaan yang lebih baik jika alat sudah terpasang. Di banyak negara, praktik pencegahan infeksi yang kurang baik misalnya jarang cuci tangan, atau menggunakan antiseptik penggosok tangan dan tidak menggunakan sarung tangan, menyebabkan peningkatan infeksi lokal ataupun sistemik. Lebih-lebih lagi, bilamana alat intravaskular dipakai (misalnya, kateter vena sentral) digunakan di rumah sakit dengan pelayanan laboratotium untuk indifikasi dan tes sensitivitas antimakrobial kurang atau tidak adekuat, maka infeksi melalui pembuluh darah sering tidak dapat diatasi atau menghasilkan organisme yang resisten.
Untuk itu penulis menguraikan panduan untuk persiapan, pemasangan dan perawatan alat intravaskular yang sering digunakan (misalnya pemberian cairan, elektrolit, darah dan produk-produk darah melalui vena perifer). Maka makalah ini yaitu “Pencegahan Infeksi Sehubungan Dengan Penggunaan Alat intravaskular.”
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa alat intravaskular merupakan suatu penyebab infeksi sistemik melalui aliran  darah?
2. Bagaimana meminimalkan resiko infeksi nosokomial yang berhubungan dengan alat intrasvaskular?
3. Bagaimana memasang, merawat, dan mencabut infus intravena?
4. Bagaimana mengelola darah dan produk- produk darah ?

1.3 Tujuan Masalah
1. Mahasiswa/i dapat mengetahui  suatu penyebab infeksi sistemik melalui aliran  darah yang berhubungan dengan alat intravaskular.
2. Mahasiswa/i dapat mengetahui cara meminimalkan resiko infeksi nosokomial yang berhubungan dengan alat intrasvaskular
3. Mahasiswa/i dapat mengetahui  cara memasang, merawat, dan mencabut infus         intravena
4. Mahasiswa/i dapat mengetahui cara mengelola darah dan produk- produk darah








BAB II
PEMBAHASAN
 2.1. Faktor Penyebab infeksi sistemik melalui aliran darah
Berbagai faktor meningkatkan risiko infeksi dari alat-alat intravaskular. Misalnya, tingkat infeksi lebih tinggi pada pasien di rumah sakit besar, yang menderita penyakit khusus, pasien luka bakar atau luka operasi atau beberapa kasus kekurangan gizi atau penurunan daya tahan tubuh (misalnya oleh karena HIV/AIDS atau pengobatan kortikosteroid kronis). Di samping itu, tingkat infeksi lebih tinggi pada alat-alat tertentu (misalnya kateter vena sentral nontunnel), jenis cairan infus (produk nutrisi pareneral lebih riskan), dan lama pemkaian kateter di tempat yang sama (Jarvis dkk 1991 ; Maki dan Mermel 1998; Mayhall 1992).
            Alat dan larutan terkontaminasi juga memberi jalan mikroorganisme memasuki pembuluh darah. Faktor-faktor yang berhubungan dengan alat berikut meningkatkan risiko infeksi;
·         Sebelum pemasangan
-          Botol infus yang retak
-          Lubang pada kontainer plastik
-          Penghubung dan cairan infus yang terkontaminasi
-          Set IV yang bocor yang mempunyai banyak penghubung
-          Persiapan tidak steril pada cairan infus
·         Sewaktu pemakaian
-          Penggantian cairan IV dengan menggunakan sel infus yang sama
-          Suntikan multipel dan sistem irigasi
-          Alat pengukuran tekanan vena sentral
            Kontak ke orang juga meningkatkan risiko infeksi yang berhubungan dengan alat intravaskular. Hal ini meliputi :
·         Kontaminasi silang dengan daerah terinfeksi dari tubuh pasien melalui pasien lain atau tangan petugas kesehatan
·         Kontaminasi silang dari pasien terinfeksi melalui tangan petugas kesehatan
·         Kontaminasi silang dari pasien pada petugas sewaktu kontak dengan pasien waktu pemasangan darah, perawatan waktu pemasangan atau pencabutan kateter
·         Teknik  pemasangan atau mengganti balutan yang tidak baik





2.2 Meminimalkan resiko infeksi nosokomial yang berhubungan dengan alat        intrasvaskular
            MENGURANGI RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL
            Semua Jenis Alat Intravaskular
            Kebersihan tangan dan sarung tangan
·         Cuci tangan sebelum memegang set IV (apabila tangan mungkin tidak bersih, dapat didisinfeksi dengan antiseptik yang terbuat dari etil atau isopropil alkohol 60-90% dan emolien, seperti gliserin).
·         Sarungan tangan bersih atau DTT dipakai sebelum menyentuh tempat pemasangan atau pangkal jarum atau kateter
·         Cuci tangan atau gunakan penggosok tangan antiseptik tanpa air berdasar alkohol sesudah melepas sarung tangan

Perawatan tempat pemasangan dan ganti balutan
·         Jika tempat pemasangan kateter tampak kotor, cuci dulu dengan sabun dan air dan keringkan sebelum diberi antiseptik kulit
·         Jika memakai povidon-iodin (PVI) sebagai antiseptik, biarkan kering dulu atau tungu 2 menit sebelum pemasangan
·         Pemberian salep antimikrobial sekitar tempat pemasangan tidak mengurangi risiko infeksi (APIC 2002)
·         Penutupan luka yang langsung dan tembus pandang, memungkinkan melihat jaru atau kateter, lebih menyenangkan, tetapi mahal dan tidak ada bukti klinis dapat mengurangi risiko infeksi dibandingkan dengan penutupan dengan kasa steril atau bersih dan plester bedah
·         Penutupan luka dapat dipertahankan 72 jam asal tetap kering (jika basah, lembab, atau lepas segera diganti)
·         Kasa dan plester penutup luka perlu diganti bila diperlukan
·         Daerah tertanamnya kateter atau jarum harus diperiksa tiap hari apakah ada rasanya nyeri
·         Tempat insersi perlu diperiksa jika pasien mengeluh nyeri atau demam tanpa diketahui penyebabnya (CDC dan HICPAC 1996)
Kateter Perifer
            Seleksi tempat dan rotasi
·         Untuk orang dewasa, pemasangan lebih disenangi di vena tangan daripada lengan, dan vena lengan lebih disukai daripada vena kakai dan paha. (penanaman kateter atau jarum pada vena paha atau kaki sering menjadi penyebab tejadi imflamasi atau flebitis).
·         Rotasi tempat setiap 72-96 jam mengurangi flebitis dan infeki lokal (kateter Teflon atau polikateter lebih baik daripada jarum logam karena tidak menembus vena saat rotasi).
·         Pada pemakaian jangka pendek (<48 jam), jarum lurus atau butterflykurang mengakibatkan iritasi karena terbuat dari plastik dan juga infeksi lebih rendah.
·         Karena jarum lurus atau butterfly lebih sering menyebabkan infiltrasi, jangan dipakai pada larutan yang dapat mengakibatkan nekrosis.
·         Filtrasi inline, kecuali untuk pemberian darah dan produk darah, tidak dianjurkan; karena lebih mahal, kurang efektif, dan sering menyebabkan masalah. (CDC dan HICPAC 1996)
Kateter Vena Sentral
            Perawatan tempat pemasangan dan balutan
·         Jika tempat insersi kateter tampak kotor, cuci dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan sebelum diberi antiseptik.
·         Pakailah klorheksidin glukonat 2%, PVI 10%, atau alkohol 60 -90% untuk persiapan kulit. (Tahun 1991 Maki, Ringer dan Alvarado melaporkan angka infeksi dengan pemakaian klorheksidin 80% lebih rendah dari PVI atau alkohol).
·         Pemasangan harus dilakukan dengan sepenuhnya menggunakan kewaspadaan perlindungan (menggunakan sarung tangan, baju tindakan, masker dan duk steril atau DTT) di ruangan tindakan, bukan di kamar perawatan
Penggantian Cairan dan Set Infus
·         Ganti botol cairan infus atau kantong plastik cairan infus setiap 24 jam.
·         Ganti botol cairan infus atau kantong plastik cairan infus dengan emulsi lemak dalam 12 jam (CDC dan HICPAC 1996)
·         Set infus (termasuk piggypacks) harus diganti jika rusak atau secara rutin tiap 72 jam. (apabila saluran baru disambungkan, usap pusat jarum atau kateter plastik dengan alkohol 60 – 90% dan sambungkan kembali dengan infus set)
·         Saluran (tubing) yang dipakai untuk memberikan darah, produk darah atau emulsi lemak harus diganti setiap 24 jam (CDC dan HICPAC 1996)

2. 3 Memasang, merawat, dan mencabut infus intravena
LANGKAHLANGKAH PEMASANGAN, PEMELIHARAAN DAN PENGANGKATAN INFUS VENA PERIFER
Prosedur Insersi untuk Pemasangan Infus
            Langkah 1: Yakinkan semua perlengkapan tersedia:
·   Cairan infus (kantong/botol)
·   Jarum lurus, atau butterfly atau kateter plastik (jarum yang terbuat dari logam ditutup oleh penutup plastik yang akan ditinggalkan di tempat sesudah jarum dicabut(
·   Set infus – bayi dan anak memerlukan alat (pengontrol tetesan) dan alat pengontrol isi
·   Larutan antiseptik(misalnya klorheksidin 2%,alkohol 60-90%,PVI 10%)dan kasa steril atau bersih ukuran 2x2 cm atau kapas.
·   Plester atau dressing transparan
·   Torniket bersih
·   Penyangga tangan baru atau yang bersih
·   Handuk untuk ditaruh di bawah lengan atau tangan
·   IV pole
·   Sarung tangan pemeriksaan bersih(apabila sarung tangan pemeriksaan tidak tersedia,dapat menggunakan sarung tangan yang telah di DTT)
·   Ember berisi air bersih hangat,sabun,kain lab dan handuk kering
·   Kantong plastik atau kantong anti bocor,kontainer tertutup untuk tempat pembuangan sampah yang terkontaminasi
            Langkah 2: Jelaskan prosedur kepada pasien
            Langkah 3: Identifikasi vena mana yang paling baik untuk pemasangan jarum                             IV atau plastik kateter
            Langkah 4: Jika tempat insersi tampak kotor ,pertama-tama bersihkan dengan                             sabun dan air,keringkan dengan handuk atau kain bersih
            Langkah 5: Cuci tangan dengan sabun dan air bersih ,keringkan dengan handuk                        atau keringkan di udara(alternatif lain,lakukan apabila tangan                             terlihat kotor,usap tangan dengan 5 ml larutan atau 1 sendok teh antiseptik penggosok tangan pada kedua tangan dan usap seluruh                           tangan dan sela jari ,biarkan kering).
            Langkah 6: Cek larutan IV (botol atau kantong plastik),yakinkan cairannya                                  betul dan aditif yang tepat seperti potasium sudah ditambahkan).
            Langkah 7: Buka set infus dan pasang bagian-bagiannya dengan teknik                                      aseptik(jangan pegang ujung tube)
            Langkah 8: Pasang set infus pada botol/kantong larutan.
·   Lepaskan tutup botol atau kantong larutan tanpa menyentuh bukaannya
·   Lepaskan tutup pelindung yang menutupi jarum jangan sampai tersentuh,pegang gagang jarum,dan masukkan jarum pada penutup botol atau kantong larutan IV atau buka kantong cairan infus.
            Langkah 9: Isi pipa infus :
·   Tekan dan lepaskan tabung tetesan
·   Lepaskan penutup pipa IV dan longgarkan klem agar cairan dapat mengisi pipa ,lalu eratkan klem kembali dan ganti tutup pelindung
            Langkah 10: Dengan lengan atas dan tangan tergantung,tempatkan torniket 10-                            12 cm di atas tempat pemasangan .(Minta pasien mengepal dan                                     membuka tangan untuk memudahkan mendapat vena).
            Langkah 11: Dengan torniket di tempat dan vena terisi ,taruh tangan dan lengan                          di atas kain bersih diatas tempat tidur atau penyangga tangan
            Langkah 12: Pakai sarung tangan pemeriksaan pada kedua tangan
            Langkah 13: Bersihkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik dengan                               gerakan memutar ke arah luar dari tempat pemasangan (Jika                               menggunakan povidon iodin ,biarkan kering dahulu,kurang lebih                                  2 menit ,karena ia hanya mengeluarkan iodin bebas, agar                                          antiseptik aktif perlahan-lahan).
            Langkah 14: Pasang jarum lurus atau  jarum butterfly atau kateter plastik pada                              semprit untuk mengecek dengan mengambil darah .Jika tidak                            ,jarum langsung hubungkan dengan ujung pipa IV steril.
            Langkah 15: Fiksasi vena dengan ibu jari dan gerakan berlawanan dengan ibu                               jari dan raba kembali tempat pemasangan apakah sudah terpasang                                 dengan baik.
            Langkah 16:  Pasang jarum atau kateter dengan tangan yang dominan.                                          Perhatikan apakah ada darah yang kembali ke dalam pipa, lalh                           dorong kembali jarum atau butterfly pada tempat pemasangan                             sampai pusat atau pangkal jarum(setelah kateter telah terisi darah                             tekan jarum lalu pasang plester penahan pada pangkal).
            Langkah 17: Sambil melakukan stabilisasi jarum atau butterfly lepaskan                                       torniket dan longgarkan klem agar pipa IV terbuka dengan cukup                                 dapat mengalirkan cairan.
            Langkah 18: Pasang plester kecil di bawah gagang dengan bagian lengket                                     diatas ,lalu silangkan plester di atas gagang .Kemudian taruh                              plester kecil kedua langsung diatas plester silang sebelahnya                               jarum atau kateter.
            Langkah 19: Taruh kasa steril 2x2 cm diatas tempat pungsi vena dan dengan 2                             plester.(dapat juga di pakai penutup luka transparan di atas                                             tempat pemasangan).
            Langkah 20: Sebelum melepas sarung tangan buang semua sampah                                               terkontaminasi darah (kapas atau kasa )dalam kantong plastik atau                                 kontainer anti bocor.
            Langkah 21: Cuci kedua sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 %,lepaskan                                  sarung tangan taruh dalam kantong plastik atau dalam kontainer                                    anti bocor.
            Langkah 22: Cuci tangan atau gunakan larutan antiseptik penggosok tangan.
            Langkah 23: Fiksasi lengan atau sangga lengan memakai papan penyangga                                    yang di fiksasi dengan plester tidak langsung tapi harus                                       menyilang (untuk mengurangi rasa tidak nyaman,bila mengganti                                     penyangga tangan,dan akan menggunakan plester pada daerah                                tangan atau lengan ,pasang plester terbalik sehingga perekat akan                            bertemu perekat baru dililitkan pada papan penyangga).
            Langkah 24: Sesuaikan kecepatan tetesan per menit.
Pemeliharaan Infus
            Langkah 1: Observasi pasien pada setiap 1 jam,nilai responsnya terhadap terapi                         cairan,dan periksa:
·         infus terbuka atau lepas(apabila jarum lurus atau butterfly masih terpasang,periksa adanya infiltrasi),
·         periksa jumlah cairan yang di berikan sesuai,dan
·         kecepatan tetesan(berapa tetes permenit)di pertahankan.
            Langkah 2: Cek setiap 8 jam apakah ada tanda-tanda flebitis atau infeksi.
            Langkah 3: Pindahkan pemasangan infus setiap 72-96 jam,untuk mengurangi                              flebitis atau infeksi lokal.
            Langkah 4: Set infus perlu diganti (termasuk piggypacks)setiap 72 jam atau jika                         ada kerusakan.
            Langkah 5: Jika pipa tidak terhubung,bersihkan penghubung jarum atau plastik                          kateter dengan alkohol 60-90 %,dan hubungkan dengan infus set                       baru.
Mengganti Larutan IV
            Langkah 1: Siapkan pengganti larutan botol atau kantong cairan sewaktu sisa                             cairan tinggal sekitar 50 ml.
            Langkah 2: Cek atau yakinkan pipa pengatur terisi separuhnya.
            Langkah 3: Cuci tangan atau gunakan antiseptik penggosok tangan.
            Langkah 4: Siapkan cairan baru.Bila menggunakan cairan dalam kantong                                   plastik lepaskan tutup tempat menusukkan jarum.Bila dalam                                           botol,buka penutup logam,pelapis logam atau plastik.Jangan sentuh                              bagian tempat tusukkan pada botol atau kantong cairan infus.
            Langkah 5: Pantau klem untuk menghentikan aliran cairan.
            Langkah 6: Lepaskan larutan lama dari alat infus.
            Langkah 7: Cabut gagang jarum dari botol larutan atau botol larutan dengan                               tidak menyentuhnya,pasang gagang jarum alat infus pada                                              botol/kantong baru.
            Langkah 8: Gantung kantong/botol baru ,dan buang yang lama sesuai dengan                             kebijakan rumah sakit.
            Langkah 9 :Cek adakah udara dalam pipa.
            Langkah 10: Yakinkan pengatur cairan terisi seluruhnya.
            Langkah 11: Atur tetesan sesuai kebutuhan.
            Langkah 12: Observasi keadaan pasien setiap jam,untuk menentukan respons                                terapi cairan dan cek bahwa:
·   alat intravena tidak terlepas atau terbuka (jarum lurus atau butterfly terpasang ,periksa adanya infiltrasi)
·   cairan menetes dengan baik dan
·   jumlah tetesan(berapa tetes per menit) dapat di pertahankan.
            Langkah 13: Cek setiap 8 jam untuk melihat adanya flebitis/atau tanda infeksi.

Mengganti Pipa IV
            Langkah 1: Tentukan bahwa set infus yang baru di perlukan:
·   pada pipa infus terdapat lubang,
·   pipa terkontaminasi,
·   infus macet (misal setelah pemberian darah,sel darah merah atau infus protein),atau
·   catatan menyatakan telah dipasang lebih 48 jam pada pemberiaan darah,produk darah atau emulsa lemak 96 jam setelah pemberian cairan infus.
            Langkah 2: Yakinkan semua tersedia:
·   kantong plastik atau kantong tahan air,kontainer untuk sampah terkontaminasi
·   set infus
            Langkah 3: Jika penutupan luka baru diperlukan tentukan:
·   kasa bersih atau steril(2×2 cm) dan plester bedah atau steril,bisa juga band aid
·   larutan antiseptik (klorheksidin glukonat 2%,alkohol 60-90%,atau PVI 10%)
·   kapas alkohol
·   sepasang sarung tangan pemeriksaan bersih(bila sarung tangan pemeriksaan tidak tersedia,sarung tangan DTT bisa digunakan)
            Langkah 4: Cuci tangan atau pakai antiseptik penggosok tangan seperti di atas.
            Langkah 5: Buka set infus baru, set jika perlu
            Langkah 6: Buka pak kasa steril, taruh di tempat tidur, dekat tempat penusukan.
            Langkah 7: Pindahkan klem pada posisi "off" pada pipa infus lama, pindahkan                 gagang pipa ke kantor atau botol cairab baru, gantung setelah pipa diganti pipa baru.
            Langkah 8: Segera lepaskan tutup gagang infus set baru, tusukkan dalam botol/kantong cairan
       infus yang baru.
            Langkah 9: Tekan dan isi pengatur tetesan setengah penuh.
            Langkah 10: Buka klem pengatur tetesan, pindahkan tutup dari adapter, pipa isi penuh, pindahkan klem pada posisi "off", dan lepaskan tutup tanpa menyentug ujung pipa.
            Langkah 11: Pasang sarung tangan pemeriksaan pada kedua tangan.
            Langkah 12: Jika jarum atau kateter tidak tampak, pelan-pelan angkat penutup luka buang di kantong plastik, kantong anti bocor atau kontainer sampah tertutup.
            Langkah 13: Pertahankan jarum intravena atau kateter plastik, keluarkan dari pipa lama, lepaskan segera penutup adafter jarum dan pipa baru, masukkan pipa ke dalam gagang jarum atau kateter plastik.
            Langkah 14: Buka klem pengatur pada pipa baru, hitung tetesan sesuai dengan kebutuhan.
            Langkah 15: Buang set lama dalam kantong plastik, kantong anti bocor atau kontainer sampah tertutup.
            Langkah 16: Jika perlu, pakai penutup luka baru dengan kasa (2x2 cm) di tempat tusukan dan rekat dengan 2 potong plester di atas penutup tusukan (alternatif, pakai penutup luka transparan pada luka tusukan).
            Langkah 17: Ganti sarung tangan, lepaskan sarung tangan, taruh dalam kantung plastik atau kontainer sampah.
            Langkah 18: Cuci tangan atau pakai larutan antiseptik penggosok tangan seperti di atas.
Prosedur Melepas IV
            Langkah 1: yakinkan semua perlengkapan tersedia:
    sepasang sarung tangan pemeriksaan bersih (bila sarung tangan pemeriksaan tidak tersedia, bisa juga memakai sarung tangan bedah yang disinfeksi tingkat tinggi),
    Larutan antiseptik (klorheksidin glukonat 2%, alkohol 60-90%, atau PVI 10%)
    Kasa 2x2 cm, dan plester bedah, atau band aid steril.
    Kontainer untuk benda-benda tajam bekas pemasangan di tangan seperti jarum lurus atau jarum butterfly yang telah digunakan.
    Kantong plastik atau kantong anti bocor, kontainer sampah terkontaminasi yang tertutup.
Langkah 2: Cuci tangan atau pakai larutan antiseptik penggosok tangan seperti di atas.
Langkah 3: Stop infus dengan menutup klem pengatur.
Langkah 4: Pasang sarung tangan pemeriksaan pada kedua tangan.
Langkah 5: Lepaskan alas lengan serta penutup luka, buang dalam kantong plastik atau kontainer
       sampah.
Langkah 6: Periksa tangan pasien apakah ada tanda-tanda infeksi.
Langkah 7: Hati-hati mencabut jarum atau plastik keteter dengan satu tangan, tangan lain
       menutup tempat insersi dengan kasa steril ukuran 2x2 cm.
Langkah 8: Tekas sekitar 1 menit, atau pasang 2 plester kecil di atas kasa secara silang.
Langkah 9: Bisa juga, setelah di tekan dengan kasa, dilepas, lalu pasang band aid steril.

Langkah 10: Sebelum melepas sarung tangan, buang jarum atau plastik kateter dalam kontainer
benda-benda tajam dan pipa infus dak beberapa barang yang terkontaminasi darah (kapas atau kasa) buang ke dalam kantong plastik atau kantong anti bocor, kontainer sampah yang tertutup,
Langkah 11: Lepaskan sarung tangan, taruh dalam kantong plastik atau kantong anti bocor,
         kontainer sampah yang tertutup.
Langkah 12: Cuci tangan atau pakai antiseptik penggosok tangan seperti biasa.




2.4  Mengelola darah dan produk- produk darah
PEMBERIAN DARAH ATAU PRODUK DARAH
Prosedur Transfusi:
Langkah 1: Yakinkan semua perlengkapan untuk IV (langkah 1 seperti biasa) tersedia.
Langkah 2: Tentukan ukuran jarum yang di perlukan seperti:
    Satu buah jarum lurus atau butterfly atau kateter plastik # 18 atau 19.
    Set infus yang mempunyai filter, dan pipa jenis Y
    Larutan garam isotonik (0,9%) berisi 250-500 ml (botol atau kantong).
Langkah 3: Jelaskan pada pasien tentang prosedur, tanyakan apakah pernah mendapat reaksi
       transfusi sebelumnya.
Langkah 4: Minta pasien melaporkan segera bila ada menggigil, nyeri kejang, atau ruam kulit.
Langkah 5: Pasang infus IV dengan jarum besar (# 18 atau 19, atau butterfly, atau kateter plastik)
       sesuai dengan urutan-urutan pemasangan infus (langkah 3 sampai 21).
Langkah 6: Buka infus dengan larutan gambar isotonik 0,9% steril.
Langkah 7: Petugas kesehatan yang lain, memeriksa secara benar produk darah, lengkapi dengan
       catatan pasien:
    Cek nama pasien dan gelang nama jika ada.
    Cek kompatibilitas yang menempel pada kantong darah, juga tanggal kadaluarsa darah yang bersangkutan (apabila tidak sesuai jangan digunakan)
    Untuk whole blood, cek golongan ABO dan Rh, sesuai dengan yang tercantum pada status pasien.
    Cek ulang tentang golongan darah atau produk darah dengan pesanan dokter.
    Cek masa pembekuan
    Catat nadi dasar dan tekanan darah pasien.
Langkah 8: Lepaskan penutup kantong darah atau produk darah atau botol dengan tidak
       menyentuh saat membuka.
Langkah 9: Jika menggunakan set Y, lepaskan penutup gagang pemasangan kedua tanpa
tersentuh, masukkan dalam kantong darah (bila menggunakan satu pipa hati-hati memindahkan penusukan gagang pipa pada botol atau kantong larutan garam fisiologis dengan tidak menyentuh, ke botol atau kantong darah).
Langkah 10: Mulai transfusi:
    Isi penyaringan
    Sesuaikan tetesan (2 ml per menit).
Langkah 11: Celupkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan, taruh
         dalam kantong plastik atau kantong anti bocor, tempat sampah tertutup.
Langkah 12: Cuci tangan atau pakai larutan antiseptik penggosok tangan seperti diatas.
Langkah 13: Pantau tanda-tanda vital pasien:
    Periksa nadi dan tekanan darah setiap 5 menit pada 15 menit pertama transfusi, lalu setiap jam.
    Observasi keadaan pasien apakah ada keluhan (muka merah atau pipi merah), susah bernafas, ruam kulit (lesi karena cairan sekitar kulit) dan lain-lain.
Langkah 14: Catat pemberian darah dan produk darah pada status pasien.
Langkah 15: Selesai transfusi, ganti dengan larutan IV baru, sedangkan kantong darah kosong
         dikembalikan ke Bank Darah.
Langkah 16: Jika tidak diperlukan infus lagi:
    Cabut jarum atau kateter plastik dan secara rinci lihat di langkah penggantian infus (lihat langkah 1 sampai 9 peraturan pelepasan).
    Kembalikan kantong darah dan pipa-pipanya ke Bank Darah.
Langkah 17: Sebelum melepas sarung tangan, buang jarum atau plastik kateter pada kontainer
sampah benda tajam, dan alat infus dan bahan-bahan lain (kapas atau kasa) dalam kantong plastik atau kantong anti bocor tempat sampah tertutup.
Langkah 18: Lepaskan sarung tangan seperti biasa, atau masukkan dalam kantong plastik atau
         tempat sampah teratur.
Langkah 19: Cuci tangan atau gunakan antiseptik penggosok tangan.






BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Faktor meningkatkan risiko infeksi dari alat-alat intravaskular. Misalnya, tingkat infeksi lebih tinggi pada pasien di rumah sakit besar, yang menderita penyakit khusus, pasien luka bakar atau luka operasi atau beberapa kasus kekurangan gizi atau penurunan daya tahan tubuh (misalnya oleh karena HIV/AIDS atau pengobatan kortikosteroid kronis). Alat dan larutan terkontaminasi juga memberi jalan mikroorganisme memasuki pembuluh darah, Kontak ke orang juga meningkatkan risiko infeksi yang berhubungan dengan alat intravaskular.
            Adapun cara mengurangi resiko infeksi nosokomial yaitu dengan cara kebersihan tangan dan sarung tangan, Perawatan tempat pemasangan dan ganti balutan, Seleksi tempatnya. Perawatan tempat pemasangan dan balutan, penggantian cairan dan set infus.
            Langkah-langkah pemasangan, pemeliharaan dan pemangkatan infus perifer dengan cara  memperhatikan pemasangan, pemeliharaan infus, penggantian larutan IV dan pipa IV, lalu prosedur pelepasannya.          
           











DAFTAR PUSTAKA
            Tietjen, Linda,. Bossemeyer, Debora,. dkk. 2004.  Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo d.a. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar