ANTIHIPERTENSI
FARMAKOLOGI
Disusun
Oleh :
Mitra
Yuni Ratnasari (04121003029)
Dosen
Pembimbing : dr. Debby H Harahap
Program
Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya
Tahun
Ajaran 2013-2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi
merupakan salah satu penyebab kematian paling sering di dunia.Hampir satu
miliar orang di dunia berisiko terkena kegagalan jantung, serangan jantung,
stroke, gagal ginjal dan kebutaan akibat hipertensi.Hipertensi terjadi ketika
volume darah meningkat dan/atau saluran darah menyempit, sehingga membuat
jantung memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi kepada setiap
sel di dalam tubuh.Tekanan darah diukur berdasarkan tekanannya terhadap dinding
pembuluh darah (yang besarannya dinyatakan dalam mmHg).Jika tekanan darah
melebihi tingkat yang normal, maka resiko kerusakan bisa terjadi pada organ
organ vital di dalam tubuh seperti jantung, ginjal, otak, dan mata.Hal ini
meningkatkan resiko kejadian yang bisa berakibat fatal seperti serangan jantung
dan stroke.
Hipertensi dapat
disebabkan oleh berbagai faktor dan sering kali berbeda-beda pada tiap
individu.Penanganan hipertensi sendiri lebih ditujukan untuk menurunkan
morbiditas dan mortalitas pasien.Dengan pengobatan atau pengontrolan tekanan
darah, maka berbagai komplikasi yang dapat dipicu oleh hipertensi dapat
dicegah.Salah satu macam obat yang digunakan untuk mengatasi dan mengendalikan
hipertensi adalah angiotensin receptro blocker (ARB).
Angiotensin
receptor blocker (ARB) merupakan salah satu obat antihipertensi yang bekerja
dengan cara menurunkan tekanan darah melalui sistem
renin-angiotensin-aldosteron. ARB mampu menghambat angiotensin II berikatan
dengan reseptornya, sehingga secara langsung akan menyebabkan vasodilatasi,
penurunan produksi vasopresin, dan mengurangi sekresi aldosteron. Ketiga efek
ini secara bersama-sama akan menyebabkan penurunan tekanan darah.
Mengingat
pentingnya manfaat ARB terhadap hipertensi, maka pada makalah ini akan
dipaparkan semua hal yang berkenaan dengan hipertensi dan ARB sebagai salah
satu obat untuk menanggulanginya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Hipertensi ?
2. Bagaimana
Klasifikasi dari Hipertensi ?
3. Bagaimana
Pengertian dan Cara Kerja macam obat Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
“Valsartan” dan “Irbesartan” ?
4. Bagaimana
Penggunaan Angiotensin-Receptor Blocker Valsartan dan Irbesartan ?
1.3
Tujuan
1. Memahami apa itu Hipertensi
2. Mengetahui klasifikasi dari Hipertensi
3. Mengetahui
Definisi dan Cara Kerja obatAngiotensin Receptor Blocker (ARB) Valsartan dan
Irbesartan
4. Mengetahui
kegunaan ARB Valsartan dan Irbesartan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Klasifikasi
Hipertensi
Hipertensi
adalah suatu kondisi medis yang ditandai peningkatan tekanan darah secara
kronis.Tekanan darah yang abnormal sebenarnya sulit, karena hubungan antara
tekanan arteri sistemik dan derajat morbiditas lebih bersifat kualitatif
dibanding kuantitatif.Level tekanan darah haruslah disetujui untuk evaluasi dan
terapi pasien dengan hipertensi.Mengingat risiko berbagai penyakit dapat
meningkat akibat hipertensi yang berlangsung terus-menerus, maka perlu adanya
sistem klasifikasi yang esensial untuk dijadikan dasar diagnosis dan terapi
hipertensi.
Berdasarkan
rekomendasi Seventh Report of the Joint National Commitee of Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC
VII).Klasifikasi tekanan darah pada tabel dimaksudkan setiap tekanan yang
terukur (tekanan rata-rata) pada dua kali atau lebih pengukuran, dalam posisi
duduk.
Keadaan
prehipertensi tidak dimasukkan ke dalam kategori penyakit, namun perlu diingat
bahwa keadaan tersebut berisiko tinggi untuk berkembang ke tahap
hipertensi.Dengan demikian, bila ditemukan pasien dengan prehipertensi, maka
perlu segera dicari faktor risikonya dan sedapat-dapatnya faktor risiko
tersebut dimodifikasi. Klasifikasi menurut JNC VII tidak menggolongkan derajat
hipertensi berdasarkan faktor risiko atau kerusakan organ target, namun JNC VII
lebih menekankan bahwa setiap pasien dengan hipertensi (baik derajat 1 maupun
2) perlu diterapi, disamping modifikasi gaya hidup.1
Pada hipertensi
sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah.
Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik
terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis. Pada pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit
ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg
harus dianggap sebagai faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan.8-10
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
merupakan kelompok obat yang memodulasi sistem RAS dengan cara menginhibisi
ikatan angiotensin II dengan reseptornya, yaitu pada reseptor AT1 secara
spesifik. Semua kelompok ARB memiliki afinitas yang kuat ribuan bahkan puluhan
ribu kali lebih kuat dibanding angiotensin II dalam berikatan dengan reseptor
AT1. Akibat penghambatan ini, maka angiotensin II tidak dapat bekerja pada reseptor
AT1, yang secara langsung memberikan efek vasodilatasi, penurunan vasopressin,
dan penurunan aldosteron, selain itu, penghambatan tersebut juga berefek pada
penurunan retensi air dan Na dan penurunan aktivitas seluler yang merugikan
(misalnya hipertrofi). Sedangkan Angiotensin II yang terakumulasi akan bekerja
di reseptor AT2 dengan efek berupa vasodilatasi, antiproliferasi. Sehingga pada
akhirnya rangsangan reseptor AT2 akan bekerja sinergistik dengan efek hambatan
pada reseptor AT1.20
2.2 Macam-macam
Angiotensin-Receptor Blocker
Berbagai obat
yang termasuk ke dalam golongan ARB telah banyak dipublikasikan dan dipasarkan.
Beberapa obat ARB yang ada, antara lain:
A. Valsartan
Valsartan
merupakan prototipe ARB dan keberadaannya cukup mewakili seluruh ARB.Valsartan
bekerja pada reseptor AT1 secara selektif, sehingga diindikasikan untuk
mengatasi hipertensi. Valsartan memiliki rumus kimia C24H29N5O3 dengan berat
molekul 435,519 g/mol. Bioavailabilitas valsartan adalah sebesar 25% dengan 95%
terikat protein. Waktu paruh valsartan adalah 6 jam, dan kemudian diekskresikan
30% melalui ginjal dan 70% melalui bilier.
Valsartan
terdapat dalam kemasan tablet 40 mg, 80 mg, 160 mg, dan 320 mg, menyesuaikan
rentang dosis harian yang direkomendasikan, yaitu 40 –
320 mg per hari. Nama dagang valsartan, antara lain diovan dan valtan. Pada
tahun 2005, diovan telah digunakan lebih dari 12 juta orang di Amerika Serikat
saja.Studi yang dipublikasikan oleh Journal of Clinical Investigation
menunjukkan adanya efek pencegahan dan pengobatan terhadap alzheimer, meskipun
hal itu masih sebatas penelitian. Obat ini dapat menurun efektivitasnya hingga
40% bila diberikan bersama makanan.22-24
B. Irbesartan
Irbesartan
digunakan terutama untuk menangani hipertensi. Irbesarta dikembangkan pertama
kali melalui riset Sanofi, dan kemudian dipasarkan oleh sanovi-aventis dan
Bristol-Myers Squibb dengan nama dagang Aprovel, Karvea, dan Avapro. Irbesartan
memiliki rumus kimia C25H28N6O dengan berat molekul 428,53 g/mol.
Bioavailabilitas irbesartan adalah sebesar 60% hingga 80%. Waktu paruh
irbesartan adalah 11-15 jam, dan kemudian diekskresikan 20% melalui ginjal dan
sisanya melalui feses.
Selain sebagai
antihipertensi, irbesartan juga mampu menghambat progresivitas nefropati
diabetik, mikroalbuminuria, atau proteinuria pada penderita diabetes
melitus.Irbesartan juga terdapat dalam formula kombinasi dengan diuretik tiazid
dosis rendah, yang ditujukan untuk meningkatkan efek antihipertensinya.
Kombinasi ini tersedia dalam berbagai nama dagang, seperti CoAprovel,
Karvezide, Avalide, dan Avapro HCT. 29
2.3 Penggunaan Angiotensin-Receptor
Blocker
Golongan sartan
atau ARB digunakan untuk menangani pasien dengan hipertensi, terutama terhadap
pasien yang intoleransi dengan terapi ACE inhibitor. Keunggulan ARB dibanding
ACE inhibitor adalah ARB tidak menghambat penguraian bradikinin dan kinin lain,
sehingga tidak menimbulkan batuk atau angioedem yang dipicu bradikinin.
Akhir-akhir ini, mulai dikembangkan penggunaan ARB pada gagal jantung bila terapi
menggunakan ACE inhibitor menemui kegagalan, terutama dengan
Candesartan.Irbesartan dan losartan juga menunjukkan keuntungan pada pasien
hipertensi dengan diabetes tipe II, dan terbukti menghambat secara bermakna
progresivitas nefropati diabetik.Candesartan juga telah diuji coba secara
klinis dalam mencegah dan mengatasi migrain.
Spesifikasi
penggunaan ARB berdasarkan efektivitasnya dalam menghambat ikatan angiotensin
II dan reseptornya dapat dijadikan sebagai ukuran untuk mempertimbangkan
golongan mana yang dapat dipilih. Terdapat 3 parameter penggunaan ARB, yaitu
menurut efek inhibisi dalam 24 jam, tingkat afinitasnya terhadap reseptor AT1
dibanding AT2, dan waktu paruh obat.
a. Efek inhibisi selama 24 jam
merupakan ukuran penting terkait dengan jumlah atau besar angiotensin II yang
dihambat selama 24 jam. Berdasarkan FDA USA, beberapa ARB dan efek penghambatan
terhadap angiotensin, yaitu:
•
Valsartan 80 mg 30%
•
Irbesartan 150 mg 40%
•
Irbesartan 300 mg 60%
b. Afinitas ARB terhadap reseptor
AT1 dibanding AT2 merupakan pertimbangan penting, karena kedua reseptor ini
memiliki kerja yang saling berlawanan. Semakin kuat afinitas ARB terhadap AT1
dibanding AT2, maka efek antihipertensi juga akan semakin meningkat. Berdasarkan
FDA US, beberapa ARB dan afinitasnya terhadap reseptor AT1 dibanding AT2,
yaitu:
•
Valsartan 20000 kali
•
Irbesartan 8500 kali
c. Waktu paruh ARB juga penting
dipertimbangkan sebagai dasar terapi. Waktu paruh merupakan indikator seberapa
lama obat memiliki efek yang signifikan di dalam tubuh. Beberapa ARB dan waktu
paruhnya, yaitu:
•
Valsartan 6 jam
•
Irbesartan 11-15 jam
Angiotensin II receptor blockers
(ARBs) adalah obat-obat yang menghalangi aksi dari angiotensin II dengan
mencegah angiotensin II mengikat pada reseptor-reseptor angiotensin II pada
pembuluh-pembuluh darah.Sebagai akibatnya, pembuluh-pembuluh darah membesar
(melebar) dan tekanan darah berkurang.
Contoh-contoh dari obat-obat ARB
termasuk:
losartan (Cozaar),
irbesartan (Avapro),
valsartan (Diovan),
candesartan (Atacand),
olmesartan (Benicar),
telmisartan (Micardis), dan
eprosartan (Teveten).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertensi
adalah suatu kondisi medis yang ditandai peningkatan tekanan darah secara
kronis.Hipertensi diklasifikasikan menjadi hipertensi derajat 1 dan hipertensi
derajat 2.Varsartan dan Irbesartan merupakan dua dari macam
Angiotensin-Receptor Blocker.(1) Valsartan merupakan prototipe ARB dan
keberadaannya cukup mewakili seluruh ARB. Valsartan bekerja pada reseptor AT1
secara selektif, sehingga diindikasikan untuk mengatasi hipertensi. (2)
Irbesartan selain sebagai antihipertensi, irbesartan juga mampu menghambat
progresivitas nefropati diabetik, mikroalbuminuria, atau proteinuria pada
penderita diabetes melitus.Golongan sartan atau ARB digunakan untuk menangani
pasien dengan hipertensi, terutama terhadap pasien yang intoleransi dengan
terapi ACE inhibitor.
3.2 Saran
Pembaca atau dokter maupun paramedic
dapat lebih bijak memberikan solusi untuk mengkonsumsi obat antihipertensi
golongan sartan, dua diantaranya Valsartan dan Irbesartan.Gunakanlah obat
antihipertensi sesuai dengan derajat hipertensinya, dan berhati-hati dengan
efek penyakit komplikasi yang diidap selain hipertensi ketika mengkonsumsi
obat-obat antihipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Playamo Slot | DrmCD
BalasHapusPlayamo Slot at DrmCD! Play 경기도 출장샵 all the best 경주 출장안마 casino slots, table games and more 서울특별 출장마사지 at DrmCD! Including 포천 출장샵 progressives and RTP! | DrmD. 안동 출장안마