KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
KONSEP DIRI
DISUSUN OLEH
:
1.
ARDILA SEPRIMA BENA (04121003059)
2.
EVRIKA SANNY MAIBANG (04121003022)
3.
MITRA YUNI RATNA SARI (04121003029)
4.
YUNITA (04121003017)
DOSEN
PENGASUH : HERLIAWATI, S.kp,
M.Kes
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “KONSEP DIRI”.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang Konsep Diri dalam Keperawatan agar
dapat diterapkan dalam praktek
keperawatan, serta diajukan demi memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan Semester Genap.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Inderalaya, Februari 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
..................................................................................................................... i
Daftar Isi
............................................................................................................................... ii
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah
........................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan
............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………………... 3
BAB II :
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep Diri................................................................................................... 4
2.2 Dimensi Konsep Diri...................................................................................................... 5
2.3 Komponen Konsep Diri.................................................................................................. 6
2.4 Prinsip-prinsip Dasar yang Mempengaruhi Konsep
Diri............................................... 8
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep
diri............................................................. 9
2.6 Perkembangan Konsep
Diri............................................................................................ 10
2.7 Langkah-langkah
Mempertahankan Konsep Diri………………………………… 13
2.8 Hambatan
dalam membangun konsep diri............................................................. 14
2.9 Pengaruh
Perawat Dalam Konsep Diri
Klien.................................................................. 14
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
..................................................................................................................... 16
3.2 Saran
............................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………… 17
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda dalam proses
kehidupannya, mulai dari lahir hingga mencapai titik kedewasaannya. Sehingga di
dalam diri setiap individu terdapat berbagai macam cara identifikasi serta
perubahan melalui proses yang berbeda pula dan diharapkan menuju arah yang
lebih baik. Di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara satu individu
dengan individu lainnya dan dari identifikasi tersebut didapatkan pola tingkah
laku dari hasil pemikiran yang panjang.
Konsep diri memberikan kita
kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan
kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa
remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi
konsep diri.
Konsep diri adalah citra subyektif dari diri dan
pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun
sadar. Konsep diri dikembangkan melalui proses yang sangat kompleks yang
melibatkan banyak variable. Keempat komponen konsep diri adalah identitas,
citra tubuh, harga diri dan peran.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap
dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme
yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar
akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian
membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Konsep diri dan persepsi tentang
kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan
tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatka konsep diri. Tetapi
sebaliknya, klien yang memiliki persepsi diri yang negatif akan menimbulkan
keputusasaan.
Maka disini kami akan memaparkan
tentang konsep diri dalam keperawatan yang nantinya akan dibutuhkan oleh kita
selaku askep. Didalamnya terkandung komponen-komponen konsep diri, faktor
pengaruh konsep diri, dan proses keperawatan dalam konsep diri.
1
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari konsep diri ?
2.
Apa saja dimensi dari konsep diri ?
3.
Apa saja komponen dari konsep diri ?
4.
Apa saja prinsip-prinsip dari konsep diri ?
5.
Apa saja faktor yang mempengaruhi konsep diri ?
6.
Bagaimana perkembangan dari konsep diri itu ?
7.
Apa saja langkah-langkah untuk mempertahankan konsep diri ?
8.
Apa saja hambatan dalam membangun konsep diri itu ?
9.
Bagaimana pengaruh perawat dalam konsep diri klien ?
1.3. Tujuan
1.
Menjelaskan pengertian dari konsep diri.
2.
Menjelaskan dimensi konsep diri.
3.
Menjelaskan komponen - komponen dari konsep diri.
4.
Menjelaskan prinsip – prinsip konsep diri.
5.
Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi konsep diri.
6.
Menjelaskan perkembangan konsep diri.
7.
Mengidentifikasi langkah-langkah mempertahankan konsep diri.
8.
Mengidentifikasi hambatan dalam membangun konsep diri
9.
Menjelaskan pengaruh perawat dalam konsep diri klien.
2
1.4. Manfaat
1. Mengetahui pengetian konsep diri dan
praktis dalam menumbuhkan konsep diri positif bagi anak-anak.
2. Konsep Diri merupakan faktor yang
sangat penting dan menentukan dalamkomunikasi antar pribadi.
3.Konsep diri mempunyai peranan
penting dalam menentukan perilaku individu.
4. Sebagai literatur
untuk mengetahui apa yang dimaksud konsep diri.
5. Sebagai referensi
bagi pembaca agar mengetahui pengaruh konsep diri dalam keperawatan.
3
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Konsep
Diri
Secara
umum, Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu “self concept”
merupakan suatu konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi
bagaimana seseorang memandang, memikirkan dan menilai dirinya sehingga
tindakan-tindakannya sesuai dengan konsep tentang dirinya tersebut.
Konsep diri mempunyai banyak pengertian dari
beberapa ahli.Berikut merupakan konsep diri menurut para ahli yang
lain:
Ø Seifert dan
Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman
mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
Ø Santrock
(1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu
dari konsep diri.
Ø Atwater
(1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang
meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan
nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
Ø Menurut
Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang
diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep
diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki
seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan
tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
Ø Cawagas
(1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan
dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya,
kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
Ø Stuart dan
Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain.
4
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri
adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide,
pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan
dengan orang lain.
2.2. Dimensi Konsep
Diri
1. Pengetahuan tentang diri anda adalah informasi yang anda miliki
tentang diri anda,misalnya jenis kelamin,
penampilan.
2. Pengharapan bagi anda adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa
diri anda kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda,adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa yang
seharusnya terjadi pada diri anda, hasil pengukuran tersebut adalah rasa harga
diri.
Konsep diri memiliki dua kecondongan, yaitu:
a. Konsep Diri Negatif
Konsep diri negatif adalah
penilaian negatif terhadap diri sendiri dan merasa tidak mampu mencapai sesuatu
yang berharga, sehingga menuntun diri ke arah kelemahan dan emosional yang
dapat menimbulkan keangkuhan serta keegoisan yang menciptakan suatu
penghancuran diri.
b. Konsep Diri Positif
Merupakan penilaian positif serta
mengenali diri sendiri secara baik, mengarah ke kerendahan hati dan
kedermawanan sehingga ia mampu menyimpan informasi tentang diri sendiri, baik
informasi positif maupun negatif. Konsep diri positif menganggap hidup adalah
suatu proses penemuan yang membuat diri kita mampu menerima berbagai macam
kejutan-kejutan, konsekuensi, imbalan serta hasil. Dengan demikian diri kita
mampu menerima semua keadaan orang lain.
Langkah langkah yang perlu di ambil untuk memiliki konsep diri yang
positif:
1. Bersikap objektif dalam mengenai diri sendiri
Tidak mengabaikan pengalaman
poisitif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah di capai,
carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkan talenta, jangan terlalu
beraharap bahawa diri kita dapat membahagiakan semua orang atau melakukan
segala sesuatu secara sekaligus.
2. Hargailah diri sendiri
Hargailah diri sendiri dengan
melihat kebaikan yang ada dalam diri, sehingga kita mampu melihat hal baik yang
ada dalam diri orang lain secara positif.
5
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Memerangi diri sendiri adalah
sesuatu hal yang melelahkan karena merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan
peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri yang sejati,akibatnya
akan timbul kelelahan mental dan rasa prustasi yang dalam, yang mengakibatkan
makin lemahnya konsep diri positif.
4. Berpikir positif dan rasional
Kendalikan pikiran kita ketika
mulai menyesatkan jiwa dan raga.
2.3. Komponen Konsep Diri
Konsep diri terdiri dari 5
komponen :
Ø Identitas diri
Menurut Stuart dan Sundeen
(1991), identitas adalah kesadaran akan diri yang bersumber dari obsesi dan
penilaian yang merupakan sistesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan
yang utuh
Identitas juga bercermin pada
yang lain (the other), yang tidak bisa terlepas dari pengakuan/pengukuhan orang
lain. Identitas manusia selama hidupnya di cerminkan oleh seperangkat opini
orang lain.
Keunikan setiap individu
sekaligus adalah kekuatan diri dan kelemahannya, kekuatan karena dengan
memahami keunikan itu kita tidak tergoyahkan oleh penafsiran yang lain,
kelemahannya adalah ketika kita berupaya untuk mengukuhkan identitas tersebut.
Identitas berkembang sejak masa
kanak-kanak, yang di pengaruhi oleh pandangan dan perlakuan lingkungan.
Ciri-ciri individu dengan perasaan yang identitas positif dan kuat:
a. Memandang diri berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.
b. Memiliki kemandirian, mengerti dan percaya diri, yang timbul dari perasaan
berharga, berkemampuani suatu kesela dan dapat menguasai diri.
c. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari
orang lain .
d. Mengakui jenis kelamin sendiri.
e. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
6
Ø Gambaran diri
Pandangan atau persepsi tentang diri kita
sendiri, bukan penilaian orang lain terhadap dirinya. Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Stuart dan
Sundeen, 1991)
a) Sikap tersebut mencakup: persepsi dan perasaan tentang ukuran
dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.setiap
perubahan tubuh akan berpengaruh terhadap kehidupan individu.
b) Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,menerima reaksi
diri tubuhnya dan menerima stimulus dari orang lain, semakin sadar dirinya
terpisah dari lingkungan “usia remaja, fokus individu terhadap fisik lebih menonjol”.
c) Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian,cara individu
memandang diri berdampak penting pada apek pisikologinya,individu yang
berpandangan realistic terhadap diri,menerima,menyukai bagian tubuh akan
memberi rasa aman,terhindar dari rasa cemas,dan meningkatkan harga diri
individu yang stabil,realistis dan konsisten terhadap gambaran diri akan
memiliki kemampuan yang mantap terhadap realisasi sehingga memacu sukses dalam
hidup.
Ø Harga diri
Berupa penilaian atau evaluasi dirinya
terhadap hasil yang didapat baik internal maupun eksternal yang merupakan
proses pencapaian ideal diri. Harga diri terkait dengan
berbagai hal yang berperan vital, di antaranya:
a. Kualitas emosi
b. Aktualisasi diri
c. Kepercayaan diri
3. Coopersmith (Stuart dan Sudeen, 1991)
Ø
Ideal diri
Suatu yang kita harapkan atau harapan individu
terhadap dirinya yang akan dinilai oleh personal lain. Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan
standart pribadi.Stuart dan Sundeen, (1991) yaitu :
1. Standart tersebut berhubungan dengan tipe orang, tentang yang di
inginkan, sejumlah aspirasi, cita-cita,nilai yang ingin di capai.
7
2. Ideal diri berpengaruh terhadap perwujudan dan cita-cita,harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga,
budaya) dan kepada siapa ia ingin lakukan.
3. Mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan di pengaruhi oleh orang penting
pada dirinya yang memberikan tuntutan dan harapan.Pada usia remaja ideal diri
terbentuk melaui proses identifikasi/memperhatikan.
4. Kejadian yang terjadi dalam dirinya, serta dapat memilih dan menyesuaikan
diri.
5. Faktor yang berpengaruh terhadap ideal diri :
a) Kecenderungan
individu menetapkan ideal diri pada batas kemampuannya.
b) Budaya, standar ini dibandingkan dengan standar kelompok teman.
c) Ambisi dan keinginan untuk lebih dan berhasil, kebutuhan yang realistic,
keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.
d) Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi tetapi masih lebih
tinggi dari kemampuan sehingga tetap menjadi pendorong dan masih dapat di capai
serta tidak frustasi.
Ø
Peran
Merupakan pola sikap, prilaku,
posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di lingkungan masyarakat,
keluarga, atau komunitas. Peran merupakan pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
Peran dalam
kehidupan dijalani dengan kadar dan konsekuensinyan, peran yang baik adalah
peran yang tak menyalahi aturan yang benar, memenuhi kebutuhan dan sinkron
dengan ideal diri.
Peran sosial, merupakan hubungan antara satu individu dengan individu
lainnya, terkait dengan etnik, budaya dan agama, karena pada dasarnya
masing-masing diri memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (multiple
selfes).
2.4. Prinsip-Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Prinsip dasar yang mempengaruhi konsep diri ada 5 hal yaitu :
1. Bila anak hidup dalam suasana penuh dengan kritik, dia belajar
untuk menyalahkan orang lain.
2. Bila anak hidup dalam suasana penuh kekerasan, di belajar untuk
berkelahi.
3. Bila anak hidup dalam suasana penuh olok-olok, dia belajar untuk
menjadi seorang pemalu.
8
4. Bila anak hidup dalam suasana memalukan, dia belajar untuk selalu merasa
bersalah.
5. Bila anak hidup di dalam suasana yang penuh dengan toleransi,dia
belajar untuk menjadi seorang penyabar.
6. Bila anak hidup dalam suasana penuh dukungan, dia belajar untuk
menjadi seorang yang percaya diri.
7. Bila anak hidup dalam suasana penuh pujian dan penghargaan, dia
belajar untuk menghargai orang lain.
8. Bila anak hidup dalam suasana kejujuran, dia belajar untuk menghargai
orang lain.
2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan konsep diri adalah sebagai berikut :
1. Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti dukungan
mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2. Budaya
Dimana pada usia anak-anak
nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan lingkungannya.
Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada
lingkungannya.
3. Sumber eksternal dan internal
Dimana kekuatan dan perkembangan
pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri.
4. Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat
sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5. Stresor
9
Stresor menantang kapasitas adaptif
seseorang. Selye (1956) menyatakan bahwa stres adalah kehilangan dan kerusakan
normal dari kehidupan, bukan hasil spesifik tindakan seseorang atau respon khas
terhadap sesuatu. Proses normal dari kematangan dan perkembangan itu sendiri
adalah stresor.
2.6.
Perkembangan Konsep Diri
Menurut Hurlock ( 1968 ), individu
belum mampu membedakan antara diri dengan yang bukan diri ketika masih bayi.
Individu baru sampai tahap yang bisa membedakan antara dunia luar dengan
dirinya sendiri ketika berusia 6-8 bulan, dan ketika berusia 3-5 tahun ia mulai
mempu mengidentifiasikan dirinya dalam berbagai dimensi kategori, seperti umur,
ukuran tubuh, jenis kelamin, kepemilikan benda, warna kulit, dan sebagainya.
Tahap ini disebut oleh Allport ( Sarason, 1972 ) dengan istilah early self. Kemudian individu mulai
punya kemampuan untuk memandang ke dunia di luar dirinya dan mulai belajar
merespon orangtlain. Bisa dikatakan bahwa konsep diri fisik muncul lebih dahulu
dibandingkan konsep diri psikologis.
Perkembangan konsep diri adalah
proses sepanjang hidup. Setiap tahap perkembangan mempunyai aktivitas spesifik
yang membantu seseorang dalam mengembangkan konsep diri yang positif. Tahap-
tahap perkembangan konsep diri :
1. Bayi
Apa yang pertama kali dibutuhkan
seorang bayi adalah pemberi perawatan primer dan hubungan dengan pemberi
perawatan tersebut. Bayi menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam
interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang
lain. Penyapihan, kontak dengan orang lain, dan penggalian lingkungan memperkuat
kewaspadaan diri. Tanpa stimulasi yang adekuat dari kemampuan motorik dan
penginderaan, perkembangan citra tubuh dan konsep diri mengalami kerusakan.
Pengalaman pertama bayi dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan oleh kasih
sayang dan sikap ibu adalah dasar untuk perkembangan citra
tubuh.
2. Todler
Tugas psikososial utama mereka
adalah mengembangkan otonomi. Anak-anak beralih dari ketergantungan total
kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri mereka dari orang lain. Mereka
mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan melakukan tugas higien dasar.
10
Anak usia bermain belajar untuk
mengoordinasi gerakan dan meniru orang lain. Mereka belajar mengontrol tubuh
mereka melalui keterampilan locomotion, toilet training, berbicara dan sosialisasi.
3. Usia prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki
inisiatif, mengenali jenis kelamin, meningkatkan
kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa,
dan sensitive terhadap umpan balik keluarga.
Anak-anak belajar menghargai apa yang orang tua mereka
hargai. Penghargaan dari anggota keluarga menjadi penghargaan diri. Kaluarga
sangat penting untuk pembentukan konsep diri anak dan masukan negatif
pada masa ini akan menciptakan penurunan harga diri dimana orang tersebut
sebagai orang dewasa akan bekerja keras untuk mengatasinya.
4. Anak usia sekolah
Menurut Bee ( 1981 ) mengungkapkan
bahwa pada masa ini seorang anak menggabungkan umpan balik dari teman sebaya
dan lingkungan sosial selain keluarga mulai mempengaruhi pandangan dan juga
penilaian individu terhadap dirinya. Tahap ini oleh Allport ( Sarason, 1972 ) disebut
dengan tahapperkembangan diri sebagai pelaku. Individu mulai belajar untuk bisa
mengatasi berbagai macam masalah secara rasional.
Dengan anak memasuki usia sekolah,
pertumbuhan menjadi cepat dan lebih banyak didapatkan keterampilan motorik,
sosial dan intelektual. Tubuh anak berubah, dan identitas seksual menguat,
rentan perhatian meningkat dan aktivitas membaca memungkinkan ekspansi konsep
diri melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku dan tempat lain. Konsep diri
dan citra tubuh dapat berubah pada saat ini karena anak terus berubah secara
fisik, emosional, mental dan sosial.
5. Masa remaja
Menurut Hollingworth ( dalam
Jersild, 1965 ) masa remaja merupakan masa terpenting bagi seseorang untuk
menemukan dirinya. Mereka harus menemukan nilai-nilai yang berlaku dan yang
akan mereka capai di dalamya. Individu harus belajar untuk mengatasi
masalah-masalah, merencanakan masa depan dan khususnya mulai memilih pekerjaan
yang akan digeluti seara rasioanal ( Allport dalam Sarason, 1972 : 39 ).
Masa remaja membawa pergolakan
fisik, emosional, dan sosial. Sepanjang maturasi seksual, perasaan, peran, dan
nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri.
11
Pertumbuhan yang cepat yang
diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah faktor penting dalam penerimaan
dan perbaikan citra tubuh.
Perkembangan konsep diri dan citra
tubuh sangat berkaitan erat dengan pembentukan identitas. Pengamanan dini mempunyai
efek penting. Pengalaman yang positif pada masa kanan-kanak memberdayakan
remaja untuk merasa baik tentang diri mereka. Pengalaman negatif sebagai anak
dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk. Mereka mengumpulkan berbagai peran
perilaku sejalan dengan mereka menetapkan rasa identitas.
6. Masa dewasa muda
Pada masa dewasa muda perubahan
kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi sepanjang hidup. Dewasa muda adalah
periode untuk memilih. Adalah periode untuk menetapakan tanggung jawab, mencapai
kestabilan dalam pekerjaan dan mulai melakukan hubungan erat. Dalam masa ini
konsep diri dan citra tubuh menjadi relatif stabil.
Konsep diri dan citra tubuh adalah
kreasi sosial, penghargaan dan penerimaan diberikan untuk penampilan normal dan
perilaku yang sesuai berdasarkan standar sosial. Konsep diri secara konstan
terus berkembang dan dapat diidentifikasi dalam nilai, sikap, dan perasaan
tentang diri.
7. Usia dewasa tengah
Usia dewasa tengah terjadi perubahan
fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan, rambut memutih dan varises. Tahap
perkembangan ini terjadi sebagai akibat perubahan dalam produksi hormonal dan
sering penurunan dalam aktivitas mempengarui citra tubuh yang selanjutnya dapat
mengganggu konsep diri.
Tahun usia tengah sering merupakan
waktu untuk mengevaluasi kembali pengalaman hidup dan mendefinisikan kembali
tentang diri dalam peran dan nilai hidup. Orang usia dewasa tengah yang
manerima usia mereka dan tidak mempunyai keinginan untuk kembali pada masa-masa
muda menunjukkan konsep diri yang sehat.
8. Lansia
Parubahan pada lansia tampak sebagai
penurunan bertahap struktur dan fungsi. Terjadi penurunan kekuatan otot dan
tonus otot.
Konsep diri selama masa lansia
dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia adalah waktu dimana
orang bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali keberhasilan dan
12
kekecewaan dan dengan demikian menciptakan rasa
kesatuan dari makna tentang diri makna tentang diri mereka dan dunia membentu
generasi yang lebih muda dalam cara yang positif sering lansia mengembangkan
perasaan telah meninggalkan warisan.
Perjalanan untuk pencarian identitas diri bukan merupakan proses langsung
jadi, melainkan sebuah proses yang berkesinambungan. Konsep diri yang berupa
totalitas persepsi, pengharapan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya
sendiri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap, peran, dan
identitas yang berlangsung seiring tugas perkembangan yang dikembangkan dalam
konsep diri.
2.7. Langkah-langkah Mempertahankan
Konsep Diri
1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif
atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta,
bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya.
Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau
melakukan segala sesuatu sekaligus.
2. Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri.
Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidakmampu memandang hal baik dan positif terhadap diri,
bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif. Jikakita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kit?
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling
melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan
diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan
peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self).
Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta
makin lemah dan negatif konsep dirinya.
4. Berpikir positif dan rasional
semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi,
kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.
13
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah
membangun konsep diri adalah :
1.
Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri
2.
Kembangkan pikiran positive thinking
3.
Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik
4.
Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju yang positive
5.
Menjaga keseimbangan hidup
2.8. Hambatan dalam membangun konsep
diri
Potensi yang dimiliki seseorang bisa
berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan dan
lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam pengembangan
potensi diri adalah sebagai berikut:
1.
Hambatan yang berasal dari lingkungan;
Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan potensi
diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut,
lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan
tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan.
2.
Hambatan yang berasal dari individu
sendiri; Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri,misalnya sikap
berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri
sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang
tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah,
kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan
membina tim yang rendah.
2.9.
Pengaruh perawat dalam konsep diri klien
Penerimaan perawat terhadap klien
dengan perubahan konsep diri membantu menstimulasi rehabilitasi yang positif.
Klien yang penampilan fisiknya telah mengalami perubahan dan yang harus
beradaptasi terhadap citra tubuh yang baru, hampir pasti baik klien maupun
keluarganya akan melihat pada perawat dan mengamati respons dan reaksi mereka
terhadap situasi yang baru. Dalam hal ini perawat mempunyai dampak yang
signifikan. Rencana keperawatan yang dirumuskan untuk membantu klien dengan
perubahan konsep diri dapat ditingkatkan atau digagalkan oleh nilai dan
perasaan bawah sadar perawat.
14
Penting artinya bagi perawat untuk
mengkaji dan mengklarifikasi hal-hal berikut mengenai diri mereka :
1. Perasaan perawat
sendiri mengenai kesehatan dan penyakit
2.
Bagaimana perawat bereaksi terhadap stres
3. Kekuatan komunikasi
nonverbal dengan klien dan keluarganya dan bagaimana hal tersebut ditunjukkan.
4. Nilai dan harapan
pribadi apa yang ditunjukkan dan mempengaruhi klien
5. Bagaimana pendekatan
tidak menghakimi dapat bermanfaat bagi klien
Untuk menciptakan hubungan antara
perawat dan pasien diperlukan komunikasi yang akan mempermudah dalam mengenal
kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerja sama dalam memenuhi
kebutuhan tersebut. Hubungan perawat dan klien yang terapeutik akan
memepermudah proses komunikasi tersebut.
Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk untuk kesembuhan pasien.
Tujuan komunikasi terapeutik itu sendiri adalah :
a. Membantu pasien
untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal
yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan,
membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan
egonya.
c. Mempengaruhi orang
lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Konsep diri adalah
cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran,
kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri
terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien,
sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi konsep dirinya,
disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar fisiknya yaitu
membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen
konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual, citra diri
sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal
diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.Untuk
membangun konsep diri kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan
pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap
aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita
lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami konsep diri, kita
menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi
dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.
3.2
SARAN
Disarankan
setelah membaca makalah ini dan memahaminya agardiaplikasikan ilmunya dalam
kehidupan sehingga, sikap saling mengertidan menghargai sesama manusia lebih
baik
16
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Surabaya: Salemba Medika
Potter, Perry. 2005. “ Buku Ajar Fundamental
Keperawatan “. EGC : Jakarta.
Wong L. Donna, Hockenberry-Eaton
Marilyn, dkk. 2008. “ Buku Ajar Keperawatan Pediartik Vol.1”. EGC :
Jakarta
Sunaryo. 2004. “ Psikologi
untuk Keperawatan”. EGC : Jakarta
Brooks, W.D., Emmert, P. Interpersonal
Community. Iowa. Brow Company Publisher. 1976
17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar