Minggu, 25 November 2012

Makalah penyakit tifus


Makalah Ilmu Sosial dan Masalah Kesehatan
Penyakit Demam Thypoid



Disusun Oleh :
Mitra Yuni Ratnasari
NIM: 04121003029
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Departemen Pendidikan Nasional
Universitas Sriwijaya
T.A 2012-2013



Kata Pengantar

                Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Pemerintah pun telah mencanangkan program Indonesia sehat, demi meningkakan kulitas dan mutu kesehatan di Indonesia. Namun masih saja banyak kendala seperti penyakit yang menyerang masyarakat, terutama masyarakat daerah kumuh dan miskin. Banyak upaya dan cara dilakukan untuk meberantasnya, baik dalam segi pencegahan maupun pengobatan. Tetapi, tetap saja masih banyak terjadi kasus penyakit yang merugikan masyarakat hingga menyebabkan kematian.
                Dalam makalah ini menjelaskan tentang penyakit Demam Thypoid yang sering menyerang masyarakat yang kurang menjaga kebersihan. Makalah ini menjelaskan mengenai pengertian, penyebab, cara penyebaran, gejala-gejala,  jenis dan cara pencegahan serta pengobatan itu sendiri. Dari makalah ini juga disediakan data penderita penyakit di sebuah puskesmas serta . Judul artikel ini, merupakan judul yang dipilih atas dasar kerangka pikir.
                Namun, kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk makalah ini. Untuk itu, atas partisipasi, saran dan kritiknya kami ucapkan terima kasih.

Palembang, 10 November 2012


                                                                                                                                        Mitra Yuni Ratnasari






Daftar Isi

Halaman judul………………………………………………………………………….               1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………                                    2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………..                        3
BAB I……….……………………………………………………………………..…………………               5
        Pendahuluan..………………………………………………………………………….…………..               5
        1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………. 5
        1.2 Masalah..…………………………………………………………………………………………………. 6
        1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………… 6
        1.4 Kerangka Alur Pikir……………………………………………………………………………………                    7
BAB II…………………………………………………………………………………………….....               8
        2.1 Data Primer………………………….…………………………………………………………………..                    8
            A. Lokasi Puskesmas………………………………………………………………………………………………..  8
            B. Wilayah Kerja……………………………………………………………………………………………………..   8
            C. Tenaga Kerja di Puskesmas…………………………………………………………………………………   8
            D. Data Kelahiran dan Kematian……………………………………………………………………………..   9
            F. Data penyakit-penyakit yang di Derita………………………………………………………………..   9
        2.2 Data Sekunder………………………………………………………………………………………….                    10
BAB III………………….............…………………………………………………………………              12
        Pembahasan…………………………………………………………………………………………               12
      3.1 Definisi……………………………………………………………………………………………               12
      3.2 Penyebab……………………………………………………………………..………………..               12
      3.3 Tanda-tanda atau Gejala………………………………………………………..………               13
      3.4 Cara Penyebaran Penyakit………………………………………………………..……               14
      3.5 Jenis-jenisnya……………………………………………………………………………..….               14
      3.6 Pengobatan dan Pencegahan……………………………………………………..….               15
BAB IV……………………………………………………………………………………………….               18
      Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..               18
Daftar Pustaka………………………………….……………………………………….                      19                  














BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit demam thypoid sudah lama “menemani” kehidupan kita yang bermukim di Indonesia. Bukan jenis penyakit baru, tapi tak kunjung berhasil diberantas. Bahkan karena kebandelannya, kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas. Bagaimana supaya tak terjangkit thypoid, dan kalau sudah terjangkit hal-hal penting apa yang harus dilakukan?
Setelah beberapa hari demamnya tak kunjung turun, Tina dinyatakan terdeteksi menderita tifus abdominalis atau lebih dikenal demam tifoid. Syukurlah, cukup diobati selama dua minggu kondisinya sudah terlihat membaik. Sayang begitu obat dihentikan, demam dan sakit perutnya mulai terasa kembali.
Rupanya kuman salmonela, si biang keladi yang bersarang dalam usus halusnya belum terbasmi tuntas. Begitu Tina diberi obat lagi selama dua minggu berikutnya, kondisinya pun pulih. Ia tidak lagi diganggu sakit perut ataupun demam. Buang airnya juga sudah kembali normal. Pemeriksaan darah di laboratorium klinik terhadap salmonela memberi hasil negatif.
Kuman Sallmonela Penyebab Penyakit Tifus
Kuman salmonela merupakan penyebab tifus. Kuman penghantam usus halus ini terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A, B, C. Binatang seperti unggas, kucing, anjing, sapi, kuda, babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia. Salmonella typhi umumnya lebih ganas daripada Salmonella paratyphi. Kalau pas naas, dalam tubuh seorang penderita bisa saja hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu. Soalnya kuman ini cukup tangguh. Ia mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja, sampah, daging, telur, makanan yang dikeringkan, bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun.
Rupanya kuman salmonela, si biang keladi yang bersarang dalam usus halusnya belum terbasmi tuntas. Begitu Tina diberi obat lagi selama dua minggu berikutnya, kondisinya pun pulih. Ia tidak lagi diganggu sakit perut ataupun demam. Buang airnya juga sudah kembali normal. Pemeriksaan darah di laboratorium klinik terhadap salmonela memberi hasil negatif.
Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang, karena memerlukan pemantauan berkelanjutan. Pasalnya, bila kuman belum terbasmi dengan baik, dan pengobatan dihentikan, bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi. Atau bahkan yang lebih fatal lagi, dapat terjadi komplikasi pada organ lain.
Di saat musim hujan, penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah berkembangbiak. Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain. Kenali gejala khas tifus. Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu, demam disertai nyeri, mual dan lemas, panas, badan terasa tidak enak dan lemas. Tifus disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus. Karenanya penyakit ini bisa menular, untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis BAB harus mencuci tangan hingga bersih.
1.2  Masalah
a.       Apa itu Thypoid ??
b.      Apa penyebab penyakit ini??
c.       Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini??
d.      Mengapa penyakit ini bisa terjadi??
e.      Apa saja jenis-jenisnya ??
f.        Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan penyakit ini??

1.3  Tujuan
a.       Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid.
b.      Untuk mengetahui penyebab penyakit ini.
c.       Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini
d.      Untuk mengetahui mengapa penyakit bisa terjadi.
e.      Untuk Mengetahui Jenis-jenisnya.
f.        Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit ini.
1.4 Kerangka Alur Pikir
Penyakit
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehahan
 


 
Akibatnya
Faktor-faktor Pendorong Yang menyebabkan timbulnya  Penyakit.
                                                                                                                                                                                 
                                                                                                                                                                                                        
Masalah
Penyebaran Penyakit lain
KEMATIAN
 

Proses Terjadinya
                                                                                                                                             
                                                                                                   
Jenis, penyebab, gejala serta pengobatannya
Penderita demam thypoid di Puskesmas Makrayu
 















BAB II
2.1 Data Primer
A. Lokasi Puskesmas
            Puskesmas Makrayu berdiri pada tahun 1976. Puskesmas ini merupakan puskesmas di dalam kecamatan ilir barat II Palembang dan satu – satunya puskesmas di kecamatan tersebut.
B. Wilayah Kerja
            Wilayah kerja Puskesmas Makrayu meliputi 7 kelurahan, yaitu :
                   1. Kelurahan 27 ilir
                   2. Kelurahan 28 ilir
                   3. Kelurahan 29 ilir
                   4. Kelurahan 30 ilir
                   5. Kelurahan 32 ilir
                   6. Kelurahan 35 ilir
                   7. Kelurahan kembang manis

C. Tenaga Kerja di Puskesmas Makrayu
            Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community
based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility
based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
No.
Tenaga Kerja
Jumlah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.


Dokter umum
Dokter gigi
Bidan
Perawat
Akper
Tenaga gizi
Perawat gigi
Tenaga admisnistrasi


2
1
8
6
4
1
2
4


D. Data Kelahiran dan Kematian
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping kejadian
kematian dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian
pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian.
Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian
yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan dibawah ini.
No.
Data
Jumlah

1.


Kelahiran Bayi

374

2.


Kematian bayi

58


E. Data Penyakit – Penyakit yang di Derita
No.
Nama Penyakit
 Jumlah

1.

ISPA

573

2.

Hypertensi

467

3.

Gastritis

430

4.

Thypoid

327

5.

Alergi kulit

296

6.

Rematik

254

7.

Febris

184

8.

Diare

167

9.

TBC

146

10.

Malaria

97



2.2 Data Sekunder
Penderita Gizi buruk yang juga mengalami demam thypoid

Penderita yang mengalami demam thypid berat sehingga harus di rujuk ke RS .

Penderita demam thypoid pasti mengalami demam tinggi.



BAB III
Pembahasan
3.1 Definisi
                Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. Demam thypoid adalah penyakit infeksi yang akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Demam typoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, secara klinis ditandai dengan demam yang lebih dari 1 minggu disertai gangguan pencernaan dalam berbagai bentuk dan gangguan kesadaran dalam berbagai tingkat. Jadi demam thypoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi ditandai dengan demam 1 minggu dan disertai gangguan saluran pencernaan serta gangguan kesadaran.

3.2 Penyebab
Penyebab demam typhoid adalah Salmonella typhi, basil gram negatif, bergerak dengan Rambut getar, tidak berspora, mempunyai sekurang-kurangnya empat macam antigen yaitu antigen O (somatic), H (flagella), Vi, dan protein membran hialin.
Manifestasi Klinis
a.       Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu kedua.
b.      Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemurahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung (metenismus). Hati dan limfa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat diare atau normal.
c. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopos, koma atau gelisah (kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu bintik-bintik kemurahan karena amboli basil dalam kapiler kulit, yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardia dan epistaksis pada anak besar.

3.3 Tanda-tanda atau Gejala
1. Tidak membiasakan cuci tangan pakai sabun setelah buang air kecil atau besar.
Hal ini dapat menyebabkan bakteri Tifoid dengan mudah tersebar ke dalam makanan dan minuman karena bakteri tifiod bisa kita temukan di dalam air kemih dan tinja penderita.  Karena itulah biasakan cuci tangan pakai sabun setelah buang air kecil atau besar dan sebelum menyentuh makanan.
2. Penyebaran bakteri melalui lalat
Lalat adalah hewan yang terbiasa di hidup di lingkungan yang kurang bersih. Bila lalat menyentuh tinja penderita lalu kemudian menyentuh makanan, bakteri Salmonella typhi bisa dengan langsung menyebar di makanan tersebut. Karena itu tutup makanan dengan tudung saji agar terhindar dari lalat.
Gejala demam Tifoid akan mulai timbul secara bertahap dalam 8 sampai 14 hari setelah penderita terinfeksi. Berikut adalah gejala-gejalanya:
  1. Sakit kepala
  2. Nyeri sendi
  3. Sakit tenggorokan
  4. Sembelit
  5. Penurunan nafsu makan
  6. Nyeri perut
  7. Demam
  8. Sakit kepala
  9. Terkadang penderita juga akan merasa nyeri saat buang air kecil dan batuk yang disertai darah yang keluar dari hidung.
  10. Timbul bintik-bintik kecil berwarna merah muda di dada dan perut pada minggu kedua selama 2-5 hari (hanya terjadi pada sekitar 10% penderita demam Tifoid).
3.4  Cara Penyakit ini menyebar
Bakteri (Salmonella thypis) masuk ke tubuh manusia melalui saluran cerna. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limpod plaque peyen di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman Salmonella thypis kemudian menembus kelamina propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesentirial yang juga mengalami hipertrofi. Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typii lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus Salmonela typii bersarang di plasue peyeri, limfa, hati, dan bagian-bagian lain sistem retikulo endoterial. Semula disangka demam dan gejala-gejala toksemia pada demam thypoid disebabkan oleh endotoksemia. Tapi kemudian berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam dan gejala-gejala toksemia pada demam thypoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat S. thypii berkembangbiak. Demam pada thypoid disebabkan karena S. typii dan endotoksinnya merangsang sintesis dan penglepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang (FKUI, 1996 & Ngastiyah, 1997).
3.5 Jenis-jenisnya
Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam :
a. Komplikasi intestinal / pada usus halus
1) Perdarahan usus
2) Perforasi usus
3) Peritonitis
b. Komplikasi ekstra intestinal / komplikasi di luar usus
1) Komplikasi kardiovaskuler 
Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis)
2) Komplikasi darah
Anemia hemolitik, trombositopenia, dan atau disseminated intravaskulan coagulation (DIC) dan sindrom uremia hemolitik.
3) Komplikasi paru
Pneumonia, empiema dan pleuritis.
4) Komplikasi hepar dan kandung empedu
Hepatitis dan kolesistisis.
5) Komplikasi ginjal
Glumerolonefritis, prelonefritis dan perinofritis.
6) Komplikasi tulang
Osteomielitis, perrostitis, spondilitis, dan antritis.
7) Komplikasi neuronsikratrik
Delirium, meningitis, polinevritis perifer, sindrom guili aim, barre, psikosis dan sindrom katatonia.

3.6 Pengobatan dan Pencegahan
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan leukosit
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT Biakan darah
- Teknik pemeriksaan laboratorium
- Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit
- Pengobatan dengan obat antimikroba
- Vaksinasi dimasa lampau
c. Uji widal
d. Kepekaan Salmonella thypii terhadap obat anti mikroba
Penatalaksanaan
a. Medik
1) Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan okskreta
2) Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia, dll
3) Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan
4) Diet
5) Obat pilihan ialah klorompenikol kecuali jika pasien tidak serasi dapat diberikan obat
lainnya seperti kotrimoksazol
6) Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya bila terjadi dehidrasi dan
asidosis diberikan cairan secara intravena, dsb
b. Keperawatan
1) Kebutuhan nutrisi / cairan dan elektrolit
- Jika pasien sadar diberikan makanan lunak dengan lauk pauk di cincing (hati daging) : sayuran labu siyem / wortel yang dimasak lunak sekali
- Pasien yang kesadarannya menurun sekali diberikan makanan cair personde, kalori sesuai
dengan kebutuhannya
- Jika pasien parah seperti yang menderita dividen di pasang infus dengan cairan glukosa dan
NaCl Gangguan suhu tubuh
- Untuk menurunkan suhu tubuh dengan memberikan obat secara adekuat dan istirahat mutlak sampai suhu turun diteruskan 2 minggu lagi kemudian imobilisasi bertahap
- Ruangan diatur agar cukup ventilasi
- Anak jangan ditutupi dengan selimut yang tebal agar penguapan suhu lebih lancer
2) Gangguan rasa aman dan nyaman
- Perawatan mulut 2x sehari oleskan boraks gliserin (cream) sering-sering dan sering diberikan minum untuk meningkatkan nafsu makan
- Karena pasien apatik harus lebih diperhatikan dan diajak komunikasi
3) Resiko terjadinya komplikasi
- Obat kloramfenikol, dosis 100 mg / kg BB / hari diberikan 4x / hari
- Istirahat
- Pengawasan komplikasi
- Perdarahan usus, perforasi usus dan komplikasi lain
4) Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
- Pasien tidak boleh tidur dengan anak-anak lain ; mungkin ibunya menemani tetapi tidak tidur bersama
- Pasien harus istirahat mutlak sampai demam turun, masih dilanjutkan selama 2 minggu
- Pemberian obat
- Pembuangan feses dan urin harus dibuang ke dalam lubang WC dan disiram air sampai sebanya-banyaknya.







BAB IV
Kesimpulan
        Penyakit dapat ditimbulkan dari berbagai factor, dan dapat membahayakan kesehatan bahkan berakibat kematian. Untuk itu menjaga kebersihan dirasa perlu demi menjaga kesehatan diri dan lingkungan, agar terhindar dari penyakit yang membahayakan kesehatan kita.
        Dalam makalah ini dapat disimpulkan, bahwa penyakit demam thypoid merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi dalam masyarakat dan sampai saat ini masih belum bisa ditangani dan dihentikan. Menjaga diri dan lingkungan masing-masing merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit ini datang.















Daftar Pustaka
        Berdasarkan Observasi Lapangan di Puskesmas Makrayu.
        http://www.google.com/demam-thypoid

1 komentar: