Makalah Ilmu Sosial dan
Masalah Kesehatan
Penyakit Demam Thypoid
Disusun Oleh :
Mitra Yuni Ratnasari
NIM: 04121003029
Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran
Departemen Pendidikan
Nasional
Universitas Sriwijaya
T.A 2012-2013
Kata Pengantar
Kesehatan merupakan bagian
terpenting dalam kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Pemerintah pun telah
mencanangkan program Indonesia sehat, demi meningkakan kulitas dan mutu
kesehatan di Indonesia. Namun masih saja banyak kendala seperti penyakit yang
menyerang masyarakat, terutama masyarakat daerah kumuh dan miskin. Banyak upaya
dan cara dilakukan untuk meberantasnya, baik dalam segi pencegahan maupun
pengobatan. Tetapi, tetap saja masih banyak terjadi kasus penyakit yang
merugikan masyarakat hingga menyebabkan kematian.
Dalam makalah ini menjelaskan
tentang penyakit Demam Thypoid yang sering menyerang masyarakat yang kurang
menjaga kebersihan. Makalah ini menjelaskan mengenai pengertian, penyebab,
cara penyebaran, gejala-gejala, jenis
dan cara pencegahan serta pengobatan itu sendiri. Dari makalah ini juga disediakan data
penderita penyakit di sebuah puskesmas serta . Judul artikel ini, merupakan judul
yang dipilih atas dasar kerangka pikir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini
belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sekiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk makalah ini.
Untuk itu, atas partisipasi, saran dan kritiknya kami ucapkan terima kasih.
Palembang,
10 November 2012
Mitra
Yuni Ratnasari
Daftar Isi
Halaman
judul…………………………………………………………………………. 1
Kata
Pengantar………………………………………………………………………… 2
Daftar
Isi………………………………………………………………………………….. 3
BAB I……….……………………………………………………………………..………………… 5
Pendahuluan..………………………………………………………………………….………….. 5
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………………………………. 5
1.2 Masalah..…………………………………………………………………………………………………. 6
1.3
Tujuan……………………………………………………………………………………………………… 6
1.4 Kerangka Alur
Pikir…………………………………………………………………………………… 7
BAB
II……………………………………………………………………………………………..... 8
2.1 Data
Primer………………………….………………………………………………………………….. 8
A. Lokasi
Puskesmas……………………………………………………………………………………………….. 8
B. Wilayah Kerja…………………………………………………………………………………………………….. 8
C. Tenaga Kerja di Puskesmas………………………………………………………………………………… 8
D. Data Kelahiran dan Kematian…………………………………………………………………………….. 9
F. Data penyakit-penyakit yang di Derita……………………………………………………………….. 9
2.2 Data Sekunder…………………………………………………………………………………………. 10
BAB
III………………….............………………………………………………………………… 12
Pembahasan………………………………………………………………………………………… 12
3.1 Definisi…………………………………………………………………………………………… 12
3.2 Penyebab……………………………………………………………………..……………….. 12
3.3 Tanda-tanda atau Gejala………………………………………………………..……… 13
3.4 Cara Penyebaran Penyakit………………………………………………………..…… 14
3.5 Jenis-jenisnya……………………………………………………………………………..…. 14
3.6 Pengobatan dan Pencegahan……………………………………………………..…. 15
BAB
IV………………………………………………………………………………………………. 18
Kesimpulan………………………………………………………………………………………….. 18
Daftar
Pustaka………………………………….………………………………………. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit demam
thypoid sudah lama “menemani” kehidupan kita yang bermukim di Indonesia. Bukan
jenis penyakit baru, tapi tak kunjung berhasil diberantas. Bahkan karena
kebandelannya, kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas.
Bagaimana supaya tak terjangkit thypoid, dan kalau sudah terjangkit hal-hal
penting apa yang harus dilakukan?
Setelah beberapa hari demamnya tak
kunjung turun, Tina dinyatakan terdeteksi menderita tifus abdominalis atau
lebih dikenal demam tifoid. Syukurlah, cukup diobati selama dua minggu
kondisinya sudah terlihat membaik. Sayang begitu obat dihentikan, demam dan
sakit perutnya mulai terasa kembali.
Rupanya kuman salmonela, si biang
keladi yang bersarang dalam usus halusnya belum terbasmi tuntas. Begitu Tina
diberi obat lagi selama dua minggu berikutnya, kondisinya pun pulih. Ia tidak
lagi diganggu sakit perut ataupun demam. Buang airnya juga sudah kembali
normal. Pemeriksaan darah di laboratorium klinik terhadap salmonela memberi
hasil negatif.
Kuman Sallmonela Penyebab Penyakit
Tifus
Kuman salmonela merupakan penyebab
tifus. Kuman penghantam usus halus ini terdiri atas Salmonella typhi dan
Salmonella paratyphi A, B, C. Binatang seperti unggas, kucing, anjing, sapi,
kuda, babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang juga sangat
betah tinggal dalam tubuh manusia. Salmonella typhi umumnya lebih ganas
daripada Salmonella paratyphi. Kalau pas naas, dalam tubuh seorang penderita
bisa saja hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu. Soalnya kuman ini cukup
tangguh. Ia mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja, sampah, daging, telur,
makanan yang dikeringkan, bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan
sekalipun.
Rupanya kuman salmonela, si biang keladi yang
bersarang dalam usus halusnya belum terbasmi tuntas. Begitu Tina diberi obat
lagi selama dua minggu berikutnya, kondisinya pun pulih. Ia tidak lagi diganggu
sakit perut ataupun demam. Buang airnya juga sudah kembali normal. Pemeriksaan
darah di laboratorium klinik terhadap salmonela memberi hasil negatif.
Pengobatan penyakit usus ini memang
susah-susah gampang, karena memerlukan pemantauan berkelanjutan. Pasalnya, bila
kuman belum terbasmi dengan baik, dan pengobatan dihentikan, bisa saja muncul
gejala ulang seperti pada Tina tadi. Atau bahkan yang lebih fatal lagi, dapat
terjadi komplikasi pada organ lain.
Di
saat musim hujan, penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan
mudah berkembangbiak. Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya
mirip penyakit lain. Kenali gejala khas tifus. Ciri-ciri umunya adalah pusing
seperti mau flu, demam disertai nyeri, mual dan lemas, panas, badan terasa
tidak enak dan lemas. Tifus disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi
yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri
tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus. Karenanya penyakit
ini bisa menular, untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis BAB harus
mencuci tangan hingga bersih.
1.2 Masalah
a.
Apa itu Thypoid ??
b.
Apa penyebab
penyakit ini??
c.
Apa
tanda-tanda atau gejala penyakit ini??
d.
Mengapa
penyakit ini bisa terjadi??
e.
Apa saja jenis-jenisnya ??
f.
Bagaimana
cara pencegahan dan pengobatan penyakit ini??
1.3 Tujuan
a.
Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid.
b.
Untuk mengetahui penyebab penyakit ini.
c.
Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala
penyakit ini
d.
Untuk mengetahui mengapa penyakit bisa terjadi.
e.
Untuk Mengetahui Jenis-jenisnya.
f.
Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan
penyakit ini.
1.4 Kerangka Alur Pikir
Penyakit
|
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan
dan kesehahan
|
Akibatnya
|
Faktor-faktor
Pendorong Yang menyebabkan timbulnya
Penyakit.
|
Masalah
|
Penyebaran
Penyakit lain
|
KEMATIAN
|
Proses Terjadinya
|
Jenis, penyebab,
gejala serta pengobatannya
|
Penderita demam
thypoid di Puskesmas Makrayu
|
BAB II
2.1 Data Primer
A. Lokasi Puskesmas
Puskesmas
Makrayu berdiri pada tahun 1976. Puskesmas ini merupakan puskesmas di dalam
kecamatan ilir barat II Palembang dan satu – satunya puskesmas di kecamatan
tersebut.
B. Wilayah Kerja
Wilayah
kerja Puskesmas Makrayu meliputi 7 kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan 27 ilir
2. Kelurahan 28 ilir
3. Kelurahan 29 ilir
4.
Kelurahan 30 ilir
5. Kelurahan 32 ilir
6. Kelurahan 35 ilir
7. Kelurahan kembang manis
C. Tenaga Kerja di Puskesmas Makrayu
Data angka kesakitan penduduk yang
berasal dari masyarakat (community
based data) yang diperoleh
melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta
dari sarana pelayanan kesehatan (facility
based data) yang
diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
No.
|
Tenaga Kerja
|
Jumlah
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Dokter umum
Dokter gigi
Bidan
Perawat
Akper
Tenaga gizi
Perawat gigi
Tenaga admisnistrasi
|
2
1
8
6
4
1
2
4
|
D. Data Kelahiran dan Kematian
Gambaran
perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dalam masyarakat
dari waktu ke waktu. Di samping kejadian
kematian dapat juga digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian
pada umumnya dapat dihitung dengan
melakukan survei dan penelitian.
Perkembangan tingkat kematian dan
penyakit-penyakit penyebab utama kematian
yang terjadi pada periode terakhir
akan diuraikan dibawah ini.
No.
|
Data
|
Jumlah
|
1.
|
Kelahiran Bayi
|
374
|
2.
|
Kematian bayi
|
58
|
E. Data Penyakit – Penyakit yang di Derita
No.
|
Nama Penyakit
|
Jumlah
|
1.
|
ISPA
|
573
|
2.
|
Hypertensi
|
467
|
3.
|
Gastritis
|
430
|
4.
|
Thypoid
|
327
|
5.
|
Alergi
kulit
|
296
|
6.
|
Rematik
|
254
|
7.
|
Febris
|
184
|
8.
|
Diare
|
167
|
9.
|
TBC
|
146
|
10.
|
Malaria
|
97
|
2.2 Data Sekunder
Penderita Gizi
buruk yang juga mengalami demam thypoid
Penderita yang
mengalami demam thypid berat sehingga harus di rujuk ke RS .
Penderita demam
thypoid pasti mengalami demam tinggi.
BAB III
Pembahasan
3.1 Definisi
Demam thypoid adalah penyakit infeksi
akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7
hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. Demam thypoid adalah
penyakit infeksi yang akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan
kesadaran Demam typoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, secara klinis
ditandai dengan demam yang lebih dari 1 minggu disertai gangguan pencernaan
dalam berbagai bentuk dan gangguan kesadaran dalam berbagai tingkat. Jadi demam
thypoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi
ditandai dengan demam 1 minggu dan disertai gangguan saluran pencernaan serta
gangguan kesadaran.
3.2 Penyebab
Penyebab
demam typhoid adalah Salmonella typhi, basil gram negatif, bergerak dengan
Rambut getar, tidak berspora, mempunyai sekurang-kurangnya empat macam antigen
yaitu antigen O (somatic), H (flagella), Vi, dan protein membran hialin.
Manifestasi
Klinis
a.
Demam
Pada
kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu
tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik
setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam
hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu
ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu kedua.
b.
Gangguan pada saluran pencernaan
Pada
mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan
tepinya kemurahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan
perut kembung (metenismus). Hati dan limfa membesar disertai nyeri pada
perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat diare atau normal.
c.
Gangguan kesadaran
Umumnya
kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai
somnolen. Jarang terjadi sopos, koma atau gelisah (kecuali penyakitnya berat
dan terlambat mendapatkan pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin
terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan
roseola, yaitu bintik-bintik kemurahan karena amboli basil dalam kapiler kulit,
yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula
bradikardia dan epistaksis pada anak besar.
3.3 Tanda-tanda atau Gejala
3.3 Tanda-tanda atau Gejala
1. Tidak membiasakan cuci tangan pakai sabun
setelah buang air kecil atau besar.
Hal ini dapat
menyebabkan bakteri Tifoid dengan mudah tersebar ke dalam makanan dan minuman
karena bakteri tifiod bisa kita temukan di dalam air kemih dan tinja
penderita. Karena itulah biasakan cuci
tangan pakai sabun setelah buang
air kecil atau besar dan sebelum menyentuh makanan.
2. Penyebaran bakteri melalui lalat
Lalat adalah
hewan yang terbiasa di hidup di lingkungan yang kurang bersih. Bila lalat
menyentuh tinja penderita lalu kemudian menyentuh makanan, bakteri Salmonella
typhi bisa dengan langsung menyebar di makanan tersebut. Karena itu tutup
makanan dengan tudung saji agar terhindar dari lalat.
Gejala demam
Tifoid akan mulai timbul secara bertahap dalam 8 sampai 14 hari setelah
penderita terinfeksi. Berikut adalah gejala-gejalanya:
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Sakit tenggorokan
- Sembelit
- Penurunan nafsu makan
- Nyeri perut
- Demam
- Sakit kepala
- Terkadang penderita juga akan merasa nyeri saat buang air kecil dan batuk yang disertai darah yang keluar dari hidung.
- Timbul bintik-bintik kecil berwarna merah muda di dada dan perut pada minggu kedua selama 2-5 hari (hanya terjadi pada sekitar 10% penderita demam Tifoid).
3.4
Cara Penyakit ini menyebar
Bakteri (Salmonella thypis) masuk ke tubuh manusia melalui saluran
cerna. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung sebagian lagi masuk ke usus
halus dan mencapai jaringan limpod plaque peyen di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi. Di tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi. Kuman Salmonella thypis kemudian menembus kelamina
propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesentirial yang juga
mengalami hipertrofi. Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella
typii lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus Salmonela typii
bersarang di plasue peyeri, limfa, hati, dan bagian-bagian lain sistem retikulo
endoterial. Semula disangka demam dan gejala-gejala toksemia pada demam thypoid
disebabkan oleh endotoksemia. Tapi kemudian berdasarkan penelitian
eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama
demam dan gejala-gejala toksemia pada demam thypoid, karena membantu terjadinya
proses inflamasi lokal pada jaringan tempat S. thypii berkembangbiak. Demam
pada thypoid disebabkan karena S. typii dan endotoksinnya merangsang sintesis
dan penglepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang (FKUI,
1996 & Ngastiyah, 1997).
3.5
Jenis-jenisnya
Komplikasi
demam thypoid dapat dibagi dalam :
a.
Komplikasi intestinal / pada usus halus
1)
Perdarahan usus
2)
Perforasi usus
3)
Peritonitis
b.
Komplikasi ekstra intestinal / komplikasi di luar usus
1)
Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis,
trombosis, dan tromboflebitis)
2) Komplikasi darah
2) Komplikasi darah
Anemia hemolitik, trombositopenia, dan atau disseminated
intravaskulan coagulation (DIC) dan sindrom uremia hemolitik.
3)
Komplikasi paru
Pneumonia, empiema dan pleuritis.
4)
Komplikasi hepar dan kandung empedu
Hepatitis dan kolesistisis.
5)
Komplikasi ginjal
Glumerolonefritis, prelonefritis dan perinofritis.
6)
Komplikasi tulang
Osteomielitis, perrostitis, spondilitis, dan antritis.
7)
Komplikasi neuronsikratrik
Delirium, meningitis, polinevritis perifer, sindrom guili aim,
barre, psikosis dan sindrom katatonia.
3.6 Pengobatan dan Pencegahan
3.6 Pengobatan dan Pencegahan
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan leukosit
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT Biakan darah
- Teknik pemeriksaan laboratorium
- Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit
- Pengobatan dengan obat antimikroba
- Vaksinasi dimasa lampau
c. Uji widal
d. Kepekaan Salmonella thypii terhadap obat anti mikroba
Penatalaksanaan
a. Medik
a. Medik
1) Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan okskreta
2)
Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama,
lemah, anoreksia, dll
3) Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu
normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi
boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan
4) Diet
5) Obat pilihan ialah klorompenikol kecuali jika pasien tidak
serasi dapat diberikan obat
lainnya seperti kotrimoksazol
6) Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya
bila terjadi dehidrasi dan
asidosis diberikan cairan secara intravena, dsb
b.
Keperawatan
1)
Kebutuhan nutrisi / cairan dan elektrolit
-
Jika pasien sadar diberikan makanan lunak dengan lauk pauk di cincing (hati
daging) : sayuran labu siyem / wortel yang dimasak lunak sekali
-
Pasien yang kesadarannya menurun sekali diberikan makanan cair personde, kalori
sesuai
dengan
kebutuhannya
-
Jika pasien parah seperti yang menderita dividen di pasang infus dengan cairan
glukosa dan
NaCl
Gangguan suhu tubuh
-
Untuk menurunkan suhu tubuh dengan memberikan obat secara adekuat dan istirahat
mutlak sampai suhu turun diteruskan 2 minggu lagi kemudian imobilisasi bertahap
-
Ruangan diatur agar cukup ventilasi
-
Anak jangan ditutupi dengan selimut yang tebal agar penguapan suhu lebih lancer
2)
Gangguan rasa aman dan nyaman
-
Perawatan mulut 2x sehari oleskan boraks gliserin (cream) sering-sering dan
sering diberikan minum untuk meningkatkan nafsu makan
-
Karena pasien apatik harus lebih diperhatikan dan diajak komunikasi
3)
Resiko terjadinya komplikasi
-
Obat kloramfenikol, dosis 100 mg / kg BB / hari diberikan 4x / hari
-
Istirahat
-
Pengawasan komplikasi
-
Perdarahan usus, perforasi usus dan komplikasi lain
4)
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
-
Pasien tidak boleh tidur dengan anak-anak lain ; mungkin ibunya menemani tetapi
tidak tidur bersama
-
Pasien harus istirahat mutlak sampai demam turun, masih dilanjutkan selama 2
minggu
-
Pemberian obat
-
Pembuangan feses dan urin harus dibuang ke dalam lubang WC dan disiram air
sampai sebanya-banyaknya.
BAB IV
Kesimpulan
Penyakit dapat ditimbulkan dari berbagai
factor, dan dapat membahayakan kesehatan bahkan berakibat kematian. Untuk itu
menjaga kebersihan dirasa perlu demi menjaga kesehatan diri dan lingkungan,
agar terhindar dari penyakit yang membahayakan kesehatan kita.
Dalam makalah ini dapat disimpulkan,
bahwa penyakit demam thypoid merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi
dalam masyarakat dan sampai saat ini masih belum bisa ditangani dan dihentikan.
Menjaga diri dan lingkungan masing-masing merupakan cara terbaik untuk mencegah
penyakit ini datang.
Daftar Pustaka
Berdasarkan Observasi Lapangan di Puskesmas
Makrayu.
http://www.google.com/demam-thypoid
Informasi yg baik
BalasHapus